Dobo-Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pelayanan Perempuan (Pelwata) ke 54, Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Dobo, Kepulauan Aru menggelar sejumlah kegiatan. Di antaranya, mengelola hasil pangan Lokal dan Daur ulang sampah.
Ketua Majelis Jemaat Dobo, J.Lakolo kepada jurnalis Indonesiasatuco.id menjelaskan, Ini juga rensra jemaat untuk memperkuat ketahanan pangan umat dengan memanfaatkan pangan lokal sebab sekarang pemerintah juga sudah mengerahkan untuk kita lebih mengutamakan pangan lokal dengan membiasakan umat untuk menikmati pangan lokal dan ternyata memang sepanjang ini juga Katong pung anak anak yang sudah terbiasa dengan makanan lokal seperti Kaladi, kasbi, sapa tahu setelah dikelola dengan cara yang beragam.
Dong lebih suka itu, lalu Katong kan punya sampah paling banyak dan sampah ini kalau tidak dimanfaatkan maka akan menjadi ancaman bagi masyarakat.
Melalui pengembangan ketrampilan mengelola atau daur ulang kembali sampah sampah itu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dan ternyata barang yang dibuang memiliki dampak pada kerusakan lingkungan seperti polusi ternyata, jika dikelola atau di daur ulang bisa menciptakan nilai ekonomisnya.
Dalam merayakan HUT ke 54 GPM lebih memberdayakan perempuan sebagai pelayan bagi masyarakat dalam rumah tangga. Jadi untuk memenuhi kebutuhan itu dia harus memiliki kreatifitas.
Masih menurut, J. Lakolo, setiap pelayanan itu bisa memenuhi keinginan orang yang dilayani, sesuai dengan orang-orang itu harus didapati dari pelayanan perempuan itu kalau perempuan tersebut memiliki kreativitas yang dikembangkan dalam rumah tangga misalnya, makanan khas daerah seperti keladi dan Kasbi kalau di rebus begitu saja tidak membangkitkan selera makan anak maka harus dirubah cara kelola mungkin menjadi nasi Kasbi atau roti dan lain lain yang bisa mengundang nafsu makan anak anak sehingga, ketahanan ekonomi keluarga itu bisa tercapai. Apa lagi dengan lahan kita yang masih banyak dan dibiarkan kosong namun, lahan kosong tersebut, sebenarnya dapat dimanfaatkan guna memenuhi pangan lokal atau memenuhi kebutuhan pasar maka dengan sendirinya bisa mendorong umat untuk memanfaatkan lahan untuk berkebun.
”Seperti hal yang disampaikan di atas adalah tujuan kita, ” tandasnya.
Dirinya berharap, dengan adanya pameran yang dilakukan bisa memicu kreativitas kaum perempuan seperti yang terlihat saat ini ada beberapa jenis ketrampilan yang memiliki peluang kebutuhan pasar luar seperti di Jepang. Misalnya, tempurung kelapa dan pohon kelapa yang bisa dibuat menjadi piring itu kebutuhan pasar luar dan permintaannya sangat tinggi.
Sehingga dengan cara ini, kita bisa mencoba menguji kreativitas mereka yang selama ini terpendam. Melalui pameran tersebut, kita bisa kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar negeri.
Hal lainnya, perlu diketahui, kami juga punya Badan Usaha Pemberdayaan Ekonomi. Walaupun untuk sementara bergerak di bidang pengelolaan Depot air minum.
Sasaran mengembangkan ketrampilan ketrampilan dengan tujuan yakni, kita mencari anak anak kita (generasi muda) yang bisa mencari peluang pasar sehingga kita bisa kembangkan ketrampilan mereka ini dengan perlengkapan perlengkapan atau alat-alat pendukung sehingga bisa menghasilkan karya dengan desain dan menghasilkan karya yang bagus mampu bersaing atau memenuhi kebutuhan pasar guna kedepannya kita bisa ekspor ke beberapa negara. (Justus)